Kadang kita lupa, di balik gemerlap kota dan deretan bangunan megah, masih banyak tempat ibadah kecil, rumah Qur’an, dan pesantren sederhana yang berdiri di atas tanah pinjaman. Tempat-tempat itulah yang jadi sumber cahaya ilmu dan iman bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Tapi di balik semangat mereka, tersimpan rasa cemas takut suatu hari tanah yang mereka pijak dijual, bangunannya digusur, dan tempat sujud itu kehilangan rumahnya. Rasanya miris, ya… ketika banyak orang berlomba membangun dunia, tapi sebagian kecil justru berjuang mempertahankan rumah Allah di bumi.

Tanah itu bagian dari hidup manusia yang tak bisa dipisahkan. Dari tanah kita diciptakan, di atas tanah kita berpijak, dan kelak akan kembali ke tanah juga. Tapi tidak semua tanah sama nilainya. Ada tanah yang hanya ditumbuhi rumput, ada juga tanah yang menumbuhkan pahala. Tanah itu adalah tanah yang diwakafkan di jalan Allah — dijadikan tempat beribadah, belajar Qur’an, dan menuntut ilmu. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)

Wakaf tanah termasuk dalam sedekah jariyah — amal yang pahalanya terus mengalir meski pewakaf sudah tiada. Bayangkan, setiap langkah kaki yang melangkah di atas tanah itu, setiap sujud yang dilakukan di dalamnya, setiap huruf Qur’an yang dibaca oleh anak kecil di atasnya… semuanya menjadi saksi di hadapan Allah. Tanah wakaf bukan sekadar lahan kosong, tapi ladang amal yang terus menumbuhkan pahala tanpa henti.
Rasulullah ﷺ dan para sahabat pun telah memberi contoh sejak lama. Utsman bin Affan r.a. pernah mewakafkan sumur Raumah agar umat Islam bisa mengambil air tanpa bayar. Ia juga membeli tanah untuk memperluas Masjid Nabawi. Amal itu masih terasa manfaatnya hingga kini. Dari kisah itu kita belajar, bahwa harta yang diserahkan di jalan Allah tak akan berkurang, justru bertambah — dengan keberkahan yang tak terhitung.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.”
(QS. Al-Baqarah: 261)
Lahan wakaf bukan hanya investasi dunia, tapi juga tabungan akhirat. Karena dari wakaf itu akan lahir tempat-tempat kebaikan — rumah Qur’an, pesantren, masjid, atau taman belajar bagi anak yatim dan dhuafa. Tanah itu akan jadi saksi setiap lantunan tadarus, setiap doa, dan setiap air mata bahagia yang jatuh karena rasa syukur.

Sayangnya, sampai hari ini masih banyak lembaga Islam yang belum punya lahan tetap. Mereka harus berpindah tempat, menyesuaikan keadaan, bahkan terancam kehilangan tempat mengaji karena keterbatasan dana. Di sinilah pentingnya program wakaf pembebasan lahan. Dengan ikut membantu, kita sedang menanam benih kebaikan yang akan tumbuh sampai ke surga.
Di saat dunia sibuk menimbun harta, mari kita mulai menimbun pahala. Karena sejatinya, semua yang kita punya hanyalah titipan. Saat sebagian dari titipan itu kita serahkan kembali kepada Allah lewat wakaf, justru Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih indah — baik di dunia maupun di akhirat.
“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
(QS. Ali Imran: 92)

Mari bersama-sama kita ulurkan tangan dan niatkan hati untuk berwakaf pembebasan lahan. Satu petak tanah yang kita bantu hari ini bisa jadi pondasi rumah Qur’an yang melahirkan penghafal Al-Qur’an masa depan. Mungkin nanti di atas tanah itu berdiri masjid yang menampung ribuan jamaah, atau taman belajar tempat anak yatim menjemput harapan baru.
Bersama program kebaikan dari yayasan yang menaungi para yatim dan dhuafa, mari jadikan wakaf ini sebagai investasi abadi. Tanah yang kita beli untuk dunia akan sirna, tapi tanah yang kita wakafkan karena Allah akan tumbuh menjadi taman surga. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Jadikan harta yang kita miliki bukan sekadar angka, tapi akar kebaikan yang menumbuhkan pahala tanpa batas. Karena setiap jengkal tanah yang kita wakafkan hari ini, bisa jadi tempat kita berdiri di surga kelak.
Satu jengkal tanah di dunia, bisa jadi seluas taman surga di akhirat — bila diserahkan dengan niat ikhlas karena Allah.
Klik disini untuk ikut berwakaf pembebasan lahan untuk sarana ibadah atau klik tombol dibawah ini
Untuk informasi dan donasi online:
1. Kunjungi www.yiaipeduli.or.id, menu Donasi
2. Pilih program
3. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
4. Masukkan nominal donasi
5. Pilih metode pembayaran melalui Pembayaran Instan, Virtual Account, Transfer Bank
6. Transfer ke nomor rekening yang tertera
7. Konfirmasi Ke WA Center Kami
Wa Center : +62 822 9509 2025
Website : https://yiaipeduli.or.id
Terimakasih atas doa, dukungan dan bantuannya.
Semoga Allah membalas semua kebaikan Sahabat Kebaikan.
Baca artikel menarik lainnya:
Karpet Surga di Bumi: Menjaga Kebersihan Rumah Allah
Keutamaan Shalat Berjamaah: Menghidupkan Cahaya di Rumah Allah
Cahaya di Setiap Huruf: Keajaiban Membaca Al-Qur’an
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi follow:
Instagram : https://www.instagram.com/iai__foundation/
facebook : https://web.facebook.com/InsanAnugrahIndonesia?_rdc=1&_rdr#
Youtube : https://www.youtube.com/@yayasaninsananugrahindones5626
#AnugrahUntukSemua