Lebaran adalah momen kemenangan dan kebahagiaan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh. Namun, bagi sebagian orang, terutama anak-anak yatim, lebaran bisa menjadi momen yang penuh kerinduan dan kesunyian. Di saat orang lain berkumpul bersama keluarga, mereka justru merindukan kehangatan yang tak lagi ada.
Anak yatim adalah mereka yang kehilangan salah satu atau kedua orang tua sejak kecil. Di hari yang penuh suka cita seperti Idulfitri, mereka sering merasa sepi, tidak memiliki sosok ayah atau ibu yang menyambut pagi lebaran, memeluk, atau memberikan maaf dan doa terbaik.
Karena itulah, dalam tradisi Islam, anak yatim memiliki tempat yang sangat istimewa. Rasulullah ﷺ bahkan bersabda bahwa beliau akan bersama orang yang menyantuni anak yatim seperti dua jari yang berdampingan di surga. Islam mengajarkan kita untuk memperhatikan, menyayangi, dan membahagiakan anak yatim—terutama di hari-hari besar seperti Idulfitri.
Maka, lahirlah istilah “Lebaran Yatim”. Ini adalah momen khusus, biasanya dilakukan setelah Idulfitri, di mana masyarakat, yayasan, dan para dermawan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim. Mereka diberikan pakaian baru, santunan, hadiah, dan yang paling penting: perhatian serta kasih sayang.
Lebaran Yatim bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang membangun empati. Mengajarkan pada kita semua bahwa kebahagiaan bukan untuk diri sendiri saja, tapi juga untuk dibagi kepada mereka yang membutuhkan.
Karena itu, mari jadikan setiap lebaran sebagai kesempatan untuk merangkul mereka yang kehilangan. Sebab dalam senyum seorang anak yatim, tersimpan doa dan keberkahan yang tak ternilai.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik