Menyantuni Anak Yatim: Salah Satu Jalan PDKT Kepada Rasulullah SAW

Inspirasi, Kajian Islami, Laporan Program

Menyantuni Anak Yatim: Salah Satu Jalan PDKT Kepada Rasulullah SAW

Menyantuni anak yatim merupakan amal mulia yang sangat dicintai Allah SWT. Anak yatim yang kehilangan ayah sebelum baligh, berhak mendapat perhatian, kasih sayang, serta bantuan dari umat Islam di mana pun dan kapan pun.

Salah satu keutamaan paling istimewa dari menyantuni anak yatim adalah dekat dengan Rasulullah SAW. di surga. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: “Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu akan masuk surga seperti ini,” sambil mengisyaratkan jarak antara jari telunjuk dan jari tengah—sebuah simbol kedekatan yang sangat mulia. Kedekatan yang begitu mulia dan itu bisa diraih dengan menyantuni anak yatim.

Kenapa istimewa? Kok bisa menyantuni anak yatim menjadi jalan pdkt sama Rasul?, jawabannya kita tahu sekali. Sebab Rasulullah SAW. sendiri tumbuh sebagai yatim di usianya yang masih belia. Beliau merasakan secara langsung bagaimana menjalani hidup tanpa seorang Ayah. Maka, saat kita menyantuni anak yatim, sejatinya kita meneladani pengalaman hidup dan akhlak Rasulullah SAW.

Lalu, bagaimana ya cara menyantuni anak yatim? Tidak selalu harus dengan uang bernominal besar. Menyantuni bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Cara menyantuni mereka tidak hanya dengan memberi nafkah, makanan, atau pakaian, tetapi juga melalui pendidikan, perhatian, dan sikap yang penuh kasih. Allah pun berpesan: “Maka adapun anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang terhadapnya.” (QS. Ad-Dhuha: 9).

Dengan ikhlas membantu anak yatim, kita bukan hanya membahagiakan mereka, tetapi juga membuka pintu kebahagiaan abadi di akhirat. Anak yatim juga seorang anak, kebutuhan yang dia butuhkan tidak jauh berbeda dengan kita. Yaitu sebuah kasih sayang. Dari sebuah sayang menghadirkan kepedulian yang bisa membuat kita menyantuninya lebih dari hal sederhana. Seperti menyisihkan sebagian rezeki untuk uang sekolah, tempat tinggal, kebutuhan pangan mereka, memberikan pakaian layak. Yang terpenting bukan besar kecilnya bantuan, melainkan keikhlasan hati dan kasih sayang yang menyertainya.